Monday 21 May 2012

Aku Menemani Kesendirian yang Menepi

Aku Menemani Kesendirian yang Menepi
Oleh: hanspackard

Jika kesendirian dianggap sebagai kenistaan maka aku telah bosan dengan sunyi yang menyepi.
Jika kerinduan dianggap sebagai kelemahan jiwa, maka aku telah terseret-seret oleh samar suaramu yang menyerupai mimpi.

Tiada lagi kesendirian yang lebih senyap selain kesendirian yang telah menemaniku hingga penyapnya menjadi kekuatan baru untuk berani hidup.
Tiada kerinduan apapun yang lebih pilu selain kerinduan yang menganggap kenyataan adalah mimpi dan mimpi adalah hari ini.

Kesendirian menepi di sisi kerinduan yang meronta-ronta, seakan mengerti bahwa kerinduan telah begitu jauh melawan kodratnya.

Aku di sini.
Ya, aku di sini.

Aku menemani kesendirian yang bersandar lelah di lengan kiri ku.
Kami menenangkan kerinduan yang tersedu-sedu menceritakan bahwa kenyataan adalah mimpi dan mimpi adalah hari ini.


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Sunday 20 May 2012

Adakah Engkau Memperhatikan Malam Yang Seakan Tegar Pada Bayangnya?

Sekarang malam, ya memang malam sudah.
Malam begini tidak akan berarti apa-apa.
Malam begini kuyu, kaku dan pias.
Malam tidak mengartikan bahwa ia kehilangan harapan.

Malam tidak menginginkan ia dikenang sebagai kesedihan.
Malam berjalan sebagai siklus kehidupan yang tak ingin ada pretensi negatif terhadapnya.
Malam seakan tegar.

Jika malam, udara merayu manja tapi malam tetap dingin.
Jika malam, langit yang mendung tidak membuatnya pilu, malam begitu tegar.

Sekarang, di sini.
Aku menebus masa lalu dengan melewati malam begitu.
Aku bertanya kepadanya apakah ia yakin untuk tidak menceritakan kerinduannya.
Sekarang, di sini.
Aku tersungkur menghamba pada kerasnya malam.
Malam yang tegar untuk tidak memperdulikan yang sudah terjadi.

Sungguh, adakah engkau yang disana memperhatikan malam?
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!